Jakarta - Lewat taktik bersi kukuh "West Plan", pasukan Polandia sukses meredam serangan pasukan Jerman saat ke-2 negeri berperang di Silesia, perbatasan antara Jerman & Polandia.
Kejadian mirip berjalan terhadap Piala Eropa 2016, pertahanan timnas Polandia berhasil meredam serangan-serangan eksplosif yg dilancarkan oleh Jerman. Kontes berhenti dgn score 0-0.
Hasil kejuaraan melawan Polandia kepada Jumat (17/06) dulu tersebut memperpanjang tren negatif Jerman dikala memainkan kontes ke-2 di satu buah kompetisi internasional. Dalam lima kompetisi internasional terakhir, Jerman cuma dapat menang sekali, dua kali imbang, & dua kali menelan kekalahan disaat menjalani turnamen ke-2. Suatu tren yg negatif.
Kebekuan yg Baru Cair Terhadap Babak Ke-2
Ke-2 tim bersi teguh bersama rapat & patuh aturan sejak wasit meniup peluit tanda kejuaraan dimulai maka berlangsung kebekuan yg susah dicairkan. Terhadap babak mula-mula ke-2 tim sama sekali tak sukses membuat tendangan ke arah gawang. Baru hasilnya kepada babak ke-2 ada kesempatan gol tercipta.
Dari sudut Polandia, faktornya ialah, disaat di serang oleh lawan, semua pemain Polandia berada di daerah pertahanan sendiri, termasuk juga sang penyerang, Robert Lewandowski. Penumpukkan pemain ini menyulitkan Jerman, terutama di ruang tengah. Sebab kita diwaktu di serang para pemain Polandia melaksanakan pergerakan menyempit ke ruang tengah. Terhitung ada enam sampai delapan pemain Polandia yg berada di ruangan pertahanan sendiri saat tim sedang diserbu.
Upaya utamanya merupakan mengunci pergerakan Mesut Ozil yg jadi motor serangan Jerman. Faktor ini seterusnya memaksa Jerman buat lebih tidak sedikit mengalirkan bola lewat segi sayap. Kombinasi di sudut arena lapang jadi upaya Jerman utk membongkar pertahanan Polandia, tidak hanya tendangan dari luar kotak penalti yg pun jadi alternatif.
Kondisi pun dipersulit sebab terutama terhadap babak mula-mula Ozil terlampaui tidak jarang berdiri sejajar bersama Mario Gotze yg berperan yang merupakan false nine. Maka sewaktu-waktu skema basic 4-2-3-1 Jerman beralih jadi 4-4-2. Pergerakan ini menciptakan Ozil paling sering menunggu operan ketimbang melaksanakan build-up penyerangan.
Para pemain belakang Polandia pun patuh aturan disaat meredam serangan-serangan Jerman. Mereka sebisa bisa jadi meredam bersama laksanakan tekel pada para pemain Jerman sebelum bola masuk jauh ke jantung pertahanan. Bahkan, terkadang upaya ini mesti mogok bersama pelanggaran. Mereka tak membiarkan para pemain Jerman sanggup dgn enteng masuk ke tempat kotak penalti. Gambar di atas pun menunjukan macam mana para pemain Polandia berupaya mengehentikan serangan Jerman sebelum masuk ke kotak penalti.
Lantaran cuma sanggup melaksanakan penetrasi lewat sudut sayap, kepada babak ke-2 pelatih Jerman, Joachim Loew, memasuklan Andre Schuerrle & Mario Gomez. Loew mau Jerman lebih mampu mengeksploitasi sudut sayap, & setelah itu mengirimkan bola ke jantung pertahanan di mana Mario Gomez yg dapat diandalkan dalam duel hawa telah menunggu di sana. Tetapi, taktik tersebut pula terus sukses diredam oleh rapatnya lini pertahanan Polandia.
Lini pertahanan Jerman pun main-main baik utk meredam serangan Polandia. Para pemain Jerman sebisa bisa jadi serta-merta menghentikan Robert Lewandowski diwaktu penyerang yg main di FC Bayern tersebut memegang bola. Bahkan, perihal tersebut pula berjalan diwaktu Lewandowski baru saja menerima kiriman bola dari lini belakang. Penjagaan ketat buat Robert Lewandowski.
Duet bek tengah Jerman, Mats Hummels & Jerome Boateng, serta menjalankan tugasnya dgn baik. Keduanya berkali-kali sukses menyapu serangan & pula mengunci pergerakan dari Lewandowski. Terdaftar Lewandowski cuma dapat melepaskan dua tendangan terhadap kompetisi kali ini. & ke-2 upaya tersebut sukses diblok oleh lini pertahanan Jerman.
Rapatnya lini pertahanan Jerman sebenarnya dapat ditangani dgn baik oleh Polandia. Walaupun menggunakan skema basic dua penyerang, terhadap kenyataanya di arena lapang Arkadiusz Milik senantiasa berposisi lebih dalam ketimbang Robert Lewandowski.
Factor ini menciptakan Milik sanggup muncul dari lini ke-2 demikian para pemain Jerman sibuk memusatkan perhatiannya utk mengawal Lewandowski. Sayang bagi Polandia lantaran Milik tak bisa memakai tidak sedikit kesempatan yg ada bersama baik. Termasuk Juga kepada pertengahan babak ke-2 kala Milik terpeleset padahal telah berada dalam posisi ideal buat menembak bola.
Sampai turnamen mogok dgn tidak dengan satu gol pula tercipta, catatan cuma tiga tendangan cocok sasaran Jerman yg mengarah ke gawang Polandia. Ini membuktikan bahwa kepada kompetisi tersebut pertahanan Polandia sukses meredam serangan para pemain Jerman.
Peran akbar Lukasz Piszcek & Michal Pazdan di Lini Pertahanan Polandia
Pelatih Polandia, Adam Nawala, pantas berterima kasih terhadap semua pemain bertahannya dikarenakan mampu menjalankan tugasnya dgn baik. Polandia mampu mengamankan angka dari kejuaraan susah melawan negeri tetangga mereka, Jerman. & ada dua pemain berkukuh yg tampil fantastis & paling menarik perhatian. Mereka ada Lukasz Piszcek & Michal Pazdan.
Berkarier di Bundesliga dgn Borussia Dortmund, Piszcek pastinya telah kenal betul bersama gaya permainan Jerman. Dalam kontes dulu dia sukses meredam pergerakan dari Julian Draxler yg main-main di bidang sayap kiri penyerangan Jerman.
Pengalaman berduel di Bundesliga menciptakan Piszcek mendalami dapat seperti apa, & bagaimanakah satu orang Julian Draxler main. Lebih-lebih keduanya tidak jarang berjumpa dalam Revier-derby disaat Draxler masihlah memperkuat Schalke 04. Keseluruhan dalam kontes tersebut Piszcek mencatatakan 12 sapuan & delapan blok kepada upaya penyerangan yg dilakukan oleh Jerman.
Satu pahlawan lain yaitu bek tengah Polandia, Michal Pazdan. Pemain berkepala tak berambut ini bukan cuma sukses laksanakan tujuh intersep & lima sapuan sepanjang turnamen, Pazdan pun berperan yang merupakan Libero di lini pertahanan Polandia. Beliau bukan saja jadi pemain yg menyapu serangan lawan & mengamankan bola, tapi pun bergerak bebas & pun mendistribusikan bola dari lini belakang.
Seperti yg telah disebutkan diatas bahwa Polandia sukses meredam Jerman lewat tindakan defensif yg patuh aturan seketika Jerman dapat memasuki lini pertahanan. Dari 26% upaya penghentian serangan Jerman tersebut dilakukan oleh Piszcek & Pazdan. Keduanya merupakan bintang dari lini pertahanan Polandia yg tampil luar biasa dalam kejuaraan tersebut.
***
Sebab cuma dapat melaksanakan penyerangan di segi sayap, keberadaan Thomas Muller di bidang sudut arena lapang jadi tak efektif. Muller terkesan amat sangat kaku & kikuk saat berikhtiar menyisir pertahanan Polandia di segi kanan penyerangan. Makin susah sebab Benedikt Howedes yg dimainkan juga sebagai bek kanan tak tidak sedikit mempermudah serangan.
Howedes kelihatan agak kesusahan menjalani peran yg tidak sama dgn posisi naturalnya merupakan bek tengah. Pace yg dibutuhkan tak dipunyai ke-2 pemain tersebut sementara bidang kiri penyerangan yg diisi oleh Julian Draxler.
Terkait membentuk gol serta kelihatan jadi masalah terhadap kejuaraan kali ini. Biarpun memasang Mario Gotze juga sebagai penyerang dgn angan-angan supaya permainan dapat berkembang lebih dinamis, Jerman nyata-nyatanya perlu juru gedor yg benar-benar pemain bertipe striker. Gotze cuma dapat jumlahnya dua kali mengintimidasi gawang Polandia yg dikawal Lukasz Fabianski.
Berlainan bersama yg berjalan kepada masa gugur 1939 diwaktu hasilnya pertahanan Polandia sukses ditembus oleh Blitzkrieg Jerman, di stadion Stade de France di Piala Eropa 2016, Polandia sukses meredam serangan Jerman. Hasil imbang serta jadi hasil yg mesti dicapai keduanya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment