Dubai sekali lagi bikin sensasi. Kota ini berencana membangun pencakar langit yang lebih tinggi dari Burj Khalifa dengan hiasan balkon berputar dan lansekap yang ditinggikan, laiknya taman gantung dalam mitos Babilonia.
Emaar Properties yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)-nya Uni Emirat Arab (UEA) bertanggung jawab membangun proyek ini.
Mereka berharap pencakar langit ini bisa menarik minat para pencari hunian di sekitarnya dan sebagai bentuk perbaikan atas kebakaran salah satu gedung di Dubai ketika malam Tahun Baru 2016.
Direktur Emaar Properties, Mohamed Alabbar mengatakan menara observasi baru ini berdiri lebih tinggi daripada gedung tertinggi di dunia saat ini, Burj Khalifa yang menjulang 828 meter. Meski begitu, Alabbar enggan memberi tahu berapa tinggi tepatnya menara baru ini.
Tidak seperti Burj Khalifa, menara baru senilai 1 miliar dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 13,1 triliun ini tidak akan menjadi pencakar langit tradisional.
Rancangannya didukung kabel di puncaknya serta memiliki fitur taman dek observasi yang dihiasi pohon dan tanaman hijau di sekitarnya.
Alabbar juga mengatakan, fungsi menara ini addalah sebagai hotel butik, restoran, dan balkon kaca yang mampu berputar keluar dari dinding menara.
Dari desain struktur yang ada, menara baru ini tidak bisa dikatakan lebih tinggi dari Burj Khalifa walaupun secara angka tingginya memang lebih dari 828 meter.
Pasalnya, menurut Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH), setidaknya 50 persen dari tinggi struktur harus terdiri dari area lantai yang bisa digunakan sebagai syarat menjadi gedung tertinggi di dunia.
Syarat itu yang kemudian mendiskualifikasi menara telekomunikasi dan observasi karena hanya memiliki sedikit jumlah lantai.
Menara baru belum bernama ini dan Burj Khalifa juga kemungkinan besar akan dilewati ketinggiannya oleh pencakar langit di Jeddah, Arab Saudi yang direncanakan setinggi 1 kilometer.
Menara baru Dubai ini akan menjadi pusat area pengembangan Dubai Creek seluas 6 kilometer persegi yang berada di dekat cagar alam perlindungan hewan-hewan seperti flamingo dan burung-burung.
Alabbar kemudian menyebut struktur rancangan arsitek Spanyol-Swiss, Santiago Calatrava Valls ini sebagai Menara Eiffel abad 21 yang menarik minat wisatawan dan pembeli properti untuk rela membayar mahal apartemennya.
Pembangunannya dijadwalkan rampung bersamaan dengan Dubai menjadi tuan rumah World Expo pada 2020. Emaar Properties mengikuti strategi yang sama ketika membuka Burj Khalifa pada 2010.
Struktur pencakar langit baru ini diapit oleh kompleks apartemen rendah dan tinggi yang beberapa diantaranya masih dibangun, serta hotel, restoran, juga salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia.
Sumber:Kompas
Post a Comment