Thursday, April 14, 2016
Pemerhati Lingkungan Menilai Ahok Ada Kepentingan Di Balik Ngototnya Soal Reklamasi
Pemerhati lingkungan Indrian Tigor Lubis, menganggap reklamasi di Indonesia belum menjadi kebutuhan yang mendesak, terutama pada Teluk Jakara. Menurutnya, reklamasi tak ubahnya proyek yang berbahaya yang akan membawa dampak negatif terhadap lingkungan,
"Ada yang tersembunyi bahwa reklamasi pulau A-Q adalah bagian dari skenario Giant Sea Wall. Riset di BPPT, kalau itu dibangun pulau, maka wilayah Konservasi Muara Angke akan habis. Sehingga Giant Sea Wall hanyalah kolam toksin besar yang berdampak buruk pada lingkungan. Akan ada perubahan pola arus dan mempengaruhi pulau-pulau didepannya," ujar Indrian di Kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (14/4).
Seperti diketahui, raperda tentang reklamasi hingga kini belum juga usai, bahkan, DPRD DKI telah sepakat untuk menghentikan proses pembahasan raperda tersebut, mengingat kasus soal suap pada raperda itu kini sedang dalam penanganan Komisi pemberantasan korupsi (KPK).
Namun, hal itu tidak diikuti oleh pihak Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama (Ahok), dang tetap ngotot reklamasi tetap berlanjut. Belakangan Ahok mengatakan, raperda boleh tertunda, namun bila saatnya tiba pergantian DPRD, pembahasan bisa saja berlanjut.
Melihat hal itu, Indriana beranggapan, ada sesuatu yang misterius dibalik pendirian Pemprov DKI yang dikomandoi oleh Ahok yang tetap ngotot reklamasi dilenjutkan. "Reklamasi ini harta karun yang diincar banyak orang, banyak pihak berebut. Melegalkan UU dan kebijakan untuk merampok dan merampas Sumber Daya Alam (SDA)," tukasnya.
Sumber:MonitorDay
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment