Dua pekerja bangunan di Bandara Internasional Baiyun Guangzhou, Tiongkok menemukan sebuah tas berisi beberapa gepok uang tunai. Tidak ada pikiran lain yang terlintas di benar keduanya selain mengembalikan uang itu kepada pemiliknya.
Uang senilai US$356.000, setara Rp4,7 miliar itu diserahkan langsung kepada pemiliknya, tiga orang Ethiopia yang mengunjungi Tiongkok untuk berbisnis. Mereka mengucapkan terima kasih kepada dua pekerja berdarah Samaria itu sembari memeluk.
Kala itu, Peng Xiaoliang dan Hu Guohui, pekerja bagian perawatan bangunan di Bandara hendak pulang ke asrama setelah jam kerja berakhir. Keduanya menemukan tas kertas putih di pintu.
"Di dalamnya beberapa gepok terbungkus dengan pita. Kami kira itu mungkin kosmetik atau sejenisnya," ujar Hu kepada harian Guangzhou Daily.
Mereka lantas menunggu di sana beberapa lama. Berharap sang pemilik kembali untuk mengambil tasnya. Tetapi, tidak ada satupun orang yang mendatangi mereka.
Mereka kemudian memutuskan merobek salah satu bungkus gepok itu agar tahu apa isinya. Keduanya terkejut mendapati isinya.
"Ini uang tunai, semuanya dolar AS," kata Hu.
Tanpa ragu, keduanya langsung pergi ke kantor polisi bandara dan menyerahkan tas. Ketika polisi mulai menghitung uang, beberapa penumpang asing datang.
"Mereka begitu senang melihat tas itu. Salah satu dari mereka memberikan pelukan kepada Peng. Orang asing setinggi 1,9 meter itu memeluk Peng dengan sangat erat hingga tidak bisa bernafas. Itu yang membuat kami tertawa," ujar petugas polisi bernama Liao.
Polisi segera memverifikasi dan mengkonfirmasi ada tiga orang Ethiopia telah kehilangan tas. Uang mereka telah dikembalikan.
"Ini adalah keberuntungan besar yang saya dapat sejak 12 tahun berkarir sebagai polisi. Pekerja itu tidak berpikir untuk memilikinya, itu menggetarkan saya," kata Liao.
Hu, 54 tahun, dan keponakannya, Peng, 34 tahun, berasal dari desa yang sangat jauh di Provinsi Hunan, Tiongkok tengah. Demi memberi makan keluarga mereka di rumah, keduanya menjalani hidup hemat sebagai pekerja perantauan di kota metropolis Guangzhou.
Tetapi saat ditanya apakah mereka tergoda untuk menyimpan uang itu, jawaban keduanya begitu membanggakan. "Itu bukan hak kami, saya menggunakan apa yang saya dapatkan sendiri," kata Peng.
Kejadian ini membuat Hu dan Peng menjadi incaran media. Banyak media meminta waktu untuk wawancara, sampai mereka merasa pusing.
"Kami dapat banyak permintaan wawancara, kami merasa stres, dan bisa lebih berat melanjutkan pekerjaan normal kami," kata Hu.
Mereka juga menerima penghargaan dan hadiah uang tunai dari bandara. Apakah mereka mengharapkan sesuatu yang lebih?
"Tidak, saya hanya ingin hidup damai saya kembali," kata Hu.
Sumber:Dream
Post a Comment