Agen Judi Online

Saturday, April 16, 2016

10 Cloverfield Lane

10 Cloverfield Lane adalah contoh film yang sulit diulas tanpa menyentuh ranah spoiler, dan itu karena film ini menjadikan unsur misteri sebagai penggerak ceritanya. Sejak awal hingga akhir, penonton diajak untuk bertanya-tanya, dan itulah yang ingin dijadikan daya tarik utama film ini. Dalihnya adalah semakin tidak tahu detail film ini, maka—mudah-mudahan—akan semakin menikmati jalannya cerita.
Yang mungkin bisa disampaikan secara terang-terangan adalah set-up ceritanya. Michelle (Mary Elizabeth Winstead) meninggalkan kota tempat tinggalnya dengan mengendarai mobilnya sendiri. Di kegelapan jalan pedesaan, Michelle alami kecelakaan hingga tak sadarkan diri. Saat sadar, Michelle sudah berada di sebuah bungker berbentuk rumah tinggal di bawah tanah milik pria paruh baya bernama Howard (John Goodman), dan turut dihuni pemuda lokal bernama Emmett (John Gallagher Jr.).
Michelle tentu panik dan ingin segera mengabari kerabatnya. Namun, Howard meyakinkannya bahwa mereka bertiga tidak bisa keluar dari bungker, karena telah terjadi penyerangan yang menewaskan banyak orang layaknya kiamat di luar sana. Masalahnya, apakah Howard dan Emmett bisa dipercaya, ataukah mereka punya maksud lain terhadap Michelle?
Nyatanya, 10 Cloverfield Lane adalah sebuah film yang dibuat dengan terampil. Unsur misteri yang dijadikan andalan tetap bekerja dengan baik sekalipun penonton mungkin sudah punya bekal pengetahuan tentang apa sebenarnya yang ingin diceritakan film ini. Pasalnya, semisterius apa pun film ini, bagi yang pernah menonton atau rajin mencari informasi tentang film, maka film yang diproduseri J.J. Abrams ini pasti akan langsung dikaitkan dengan film Cloverfield (2008), yang sudah ada lebih dulu.
Film Cloverfield yang digarap Matt Reeves ditampilkan dengan gaya found footage, seolah-olah direkam oleh karakter yang ada dalam ceritanya, tentang sekelompok muda-mudi yang berusaha mencari selamat dari serangan monster raksasa di kota besar. Film tersebut bukan hanya mengangkat gaya tampilan yang cukup segar—walaupun memusingkan karena posisi kamera tak stabil, tetapi juga sudut pandang cerita yang berbeda, yaitu dari para korban sipil dalam skop kecil yang tak biasanya disorot di film-film tema sejenis.
Pembuat 10 Cloverfield Lane sendiri tidak mau disebut sebagai sekuel atau spin-off dariCloverfield, demikian pula presentasinya tak lagi dengan gaya found footage. Film debut sutradara Dan Trachtenberg ini hanya disebut sebagai "saudara" dari Cloverfield. Lagi-lagi, para pembuat film ini seperti ingin melemparkan sebuah misteri kepada calon penontonnya: jika 10 Cloverfield Lane bukan lanjutan dan tak berkaitan dengan filmCloverfield, pasti tetap ada persamaan yang ingin dikedepankan. Persamaannya di mana? Itu pula yang digunakan untuk mendorong penontonnya untuk mengikuti cerita ini hingga akhir.
Akan tetapi, yang mungkin bisa dibahas sekarang adalah persamaan dari skop ceritanya. Baik Cloverfield maupun 10 Cloverfield Lane sama-sama menyorot segelintir karakter awam di tengah sebuah situasi yang besar, dalam hal ini bencana. Pada akhirnya, kedua film tidak bertumpu pada cara mengatasi bencana—yang biasa dilakukan tokoh-tokoh militer atau ilmuwan dalam film-film bencana lain, tetapi lebih ke upaya orang-orang biasa ini untuk bisa survive.
Dalam 10 Cloverfield Lane, skop cerita yang kecil itu kemudian diolah dengan apik di sisi hubungan antarkarakternya, yang masing-masing karakternya juga dibangun dengan mulus dalam waktu yang terbilang singkat. Ancaman tidak hanya dari bencana yang konon ada di luar bungker, tetapi juga dari karakter-karakter mencurigakan di dalam bunker. Penonton diposisikan pada sudut pandang Michelle yang tidak tahu apa-apa, namun saat semakin tahu, perasaan terancam juga semakin kuat.
Bagaimana film ini mampu mengelem sisi psikologis Michelle dengan penonton adalah salah satu keunggulan utama. Keunggulan itu membuat film ini tampil mencekam sekaligus menghibur, padahal situasi dan lokasinya hanya di situ-situ saja, pun film ini tidak terlalu penuh sesak dengan dialog. Memang pada beberapa bagian film ini terasa stagnan, tetapi cukup terbayar oleh rentetan kejadian tak terduga selanjutnya, yang diolah dengan baik oleh Tratchtenberg dan tim penulis skenario Josh Campbell, Matthew Stuecken, dan Damien Chazelle, didukung pula oleh permainan kuat dari ketiga tokoh utamanya.
Pada akhirnya, 10 Cloverfield Lane bukan soal bagaimana calon penonton sebisa mungkin tidak terkena spoiler sebelum menonton. Film ini lebih menunjukkan sebuah keterampilan menyajikan cerita dalam keterbatasan ruang dan jumlah karakter, lalu membungkusnya dalam sebuah tontonan yang thrilling, seru, sesekali lucu, tampak sederhana, tetapi tak kalah gempita dengan film-film berbiaya raksasa.
Sumber:Muvila

Post a Comment

Film

Hiburan

Celeb

 
Copyright © 2014 Berita Online 24