Agen Judi Online

Friday, June 17, 2016

Nada Golkar Nada Ahok, Ical Tidak Dianggap?

Jakarta - Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie coba menyela kuatnya dorongan Golkar mensupport Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI 2017. Tapi makin Ical 'mengganjal', makin tidak tersendat jalan Golkar beri dukungan Ahok, saat ini mantan Ketum Golkar itu seolah memang tidak lagi dianggap.

Dukungan Golkar ke Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah dideklarasikan oleh Plt Ketua Dewan Perwakilan Daerah Golkar DKI Yorrys Raweyai, Selasa dulu. Nyatanya deklarasi itu dianggap belum juga sebagai sikap Golkar lantaran belum lewat pertimbangan Dewan Pembina yg dipimpin Aburizal Bakrie.

"Belum ada surat. Kita tunggu surat dulu dirumuskan DPP bersama Wanbin. Di dalam AD/ART dinyatakan dengan cara apa peran Wanbin," kata Ical di hunian Lembaga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2016). Ical seterusnya menegaskan bahwa pertimbangan Dewan Pembina Golkar wajib didengar DPP Golkar dibawah Ketum Setya Novanto.

Tetapi cuma sehari selanjutnya Ketua Dewan Pakar Besar Laksono yg memberi dukungan Ahok di Pilgub DKI serentak bersuara lantang membantah Ical. Besar menegaskan opini Ical bahwa pertimbangan Wanbin wajib didengar DPP ialah kesalahan fatal.

"Pertimbangan Wanbin boleh, kita hormati, namun bukan wajib dilaksakanakan. Itu totally wrong," kata Gede pada jurnalis, Kamis (16/6) tempo hari.

Nyata-nyatanya keberanian Gede membantah omongan Ical bukan tidak dengan lantaran. Memang Lah pernah ada yg mengusulkan di AD/ART diatur wewenang Dewan Pembina yg wajib didengar DPP tetapi pasal itu telah didrop. Ternyata wewenang Ical benar-benar tidak lagi se besar dahulu waktu memimpin partai beringin.

Walau Ical mewanti-wanti supaya ketentuan dukungan ke Ahok mesti menunggu pertimbangan Wanbin, nyata-nyatanya Plt Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai jalan tetap bersama apa yg telah dideklarasikan adalah beri dukungan Ahok di Pilgub DKI 2017.

Dalam pandangannya di kolom detikcom berjudul 'Suara Golkar, Nada Ahok', Yorrys posting berkaitan peristiwa perjalanan Golkar yg konsisten mengalami penurunan nada. Dukungan ke Ahok disebutkan sbg momentum pembuktian bahwa nada Golkar nada rakyat. Berikut kutipan opini Yorrys yg saat ini menjabat Ketua Koordinator Golkar bagian Polkam soal bulatnya dukungan Golkar ke Ahok.

http : //news.detik.com/kolom/3235889/suara-golkar-suara-ahok

Dukungan Partai Golkar DKI Jakarta kepada figur Ahok yg diungkapkan terhadap 14 Juni 2016 di Jakarta jadi awal bagi komitmen Partai Golkar dibawah kepemimpinan Setya Novanto. Waktu ini, figur Ahok tak lagi tampak sbg person, tapi sudah meng-institusi sbg wujud perlawanan pada pola & karakter kepartaian itu sendiri. Bersama begitu, Ahok jadi suatu arus gede yg barangkali saja bisa melampui kebesaran & kedigdayaan partai politik itu sendiri.

Sebab itu, dukungan pada Ahok bukanlah sebentuk pragmatisme partai ditengah minimnya kader partai yg pantas utk diusung, sebab sesungguhnya Ahok sendiri yaitu kader yg bahkan sempat menjabat yang merupakan Aggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa 2009-2014 dari Partai Golkar. Partai Golkar yg bermaksud mengembalikan nada rakyat kepada dasarnya pun sudah jalankan lompatan agung yg utama demi keperluan partai politik dengan cara umum.

Satu juta pemilih yg digadang Rekan Ahok lewat kumpulan KTP merupakan pemilih potensial yg selayaknya mendapati sentuhan politik kepartaian. Sentuhan tersebut merupakan sektor dari tanggung jawab konstitusional, dimana Partai Politik jalankan fungsi-fungsi rekruitmen yang merupakan sektor dari pekerjaan & fungsinya. Berdiri sendiri & berhadapan bersama kebutuhan rakyat ialah kerugian bagi partai politik itu sendiri.

Dulu dengan cara apa respons Ical yg mulai sejak tidak dianggap oleh DPP Golkar yg jalan tetap memberi dukungan Ahok?

Post a Comment

Film

Hiburan

Celeb

 
Copyright © 2014 Berita Online 24