Agen Judi Online

Friday, June 17, 2016

Rhenald Kasali : Operasional T3 Ultimate Ditunda, Resiko Negatif Ekonomi Semakin gede

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunda operasional Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta hingga memenuhi syarat. Makin lama ditunda, makin agung efek ekonominya.

T3 Ultimate dioperasikan sampai memenuhi syarat tidak dengan tenggat disaat yg tentu, ini disoroti pakar manajemen Rhenald Kasali. Pasalnya makin lama menunda operasional, makin gede pun efek ekonominya.

"Harus ada exact time (dikala yg persis), makin serta-merta makin baik & keren, ekonomi dapat bergerak. Tidak Sedikit vendor sewa lokasi, mau pendapatannya cepat kembali. Pariwisata th ini pun dirugikan, budaya Indonesia bakal ditampilkan, semuanya kerja siang-malam, memang berbulan-bulan & tak gampang," ucap Rhenald yg serta Komisaris Mutlak PT AP II ini kala berbincang bersama detikcom, Jumat (17/6/2016).

Rhenald serta menjelaskan sederet halangan yg harus dilalui PT AP II supaya pelaksanaan T3 Ultimate dapat dikebut & diinginkan dapat beroperasi sebelum Lebaran.

"Akhir th dulu, ada masalah dollar, rp melemah, kontraktor tunda tugas. Ini ialah bencana, dollar mampu akibatkan kerugian, mereka tidak ingin menanggung, hasilnya nego lagi. Ada masalah bom Paris, sesudah bom Paris pemasangan X-Ray ditambah, tadinya cuma di sektor dalam dekat pintu masuk. Di Belgia, bomnya berjalan di bandara, berarti penumpang tidak dapat masuk ke dalam, kejadian itu pasang lagi X-Ray di sektor depan, beli lagi," katanya

Tidak Sedikit urusan dalam setahun terakhir seperti yg disebutkan itu, lanjut Rhenald, menciptakan para karyawan AP II bekerja setengah mati memberikan sumbangan supaya warga Indonesia dapat mudik Lebaran bersama tambah baik.

"Belum lagi mencari kiat dengan cara apa biar terminal ini tidak menjadi beban bagi bangsa. Kami bekerja sama ekonomi business, bersama RaiLink utk kereta bandara. Usaha kargo sampai kini, kargo dikuasai pihak luar yg tidak memberi pendapatan terhadap negeri. Parkirnya tatkala ini ada tidak sedikit mafianya, diperbaiki. Setahun ini motivasi menciptakan system kerja keras supaya sebelum Lebaran itu mampu berjalan," paparnya.

Pihak AP II, lanjutnya, masihlah berpandangan positif atas penundaan operasional itu & tak mengendurkan kerja keras siang-malam buat menyelesaikan T3 Ultimate. Jikalau Kemenhub memberikan tenggat dikala yg tentu, bukan hanya 'sampai memenuhi syarat', menurut Rhenald itu bakal lebih baik. Jikalau ada kekurangan operasional, Rhenald percaya kekurangan itu dapat dikejar PT AP II dalam hitungan hri.

"Masalah operasional, tempo hari contohnya listrik, hri ini dicoba lagi mulai sejak dapat, ada progress. Ada contingency plan demikian, hri ini belum, besok dicek lagi, belum, dicek lagi, poinnya diperbaiki. Kita hidup dalam abad kecepatan," terang beliau

Lebih-lebih, Terminal 1 & 2 Bandara Soekarno-Hatta pun Bandara Halim telah padat terhadap periode mudik Lebaran, maka, tambahnya, tentu memerlukan ruangan. Kemenhub seyogyanya beri dukungan PT AP II bekerja langsung supaya sanggup serta-merta dioperasikan, bukan menunda tidak dengan tenggat ketika 'sampai syarat terpenuhi'.

"Rencana telah lama, hanya di bandara ini yg terlibat ada yg belum melaksanakan perannya bersama baik, baru kerja di menit-menit terakhir. Sanggup saja 'saya nggak ingin ntar aku yg disalahin'. Namun AP II telah menyebutkan kesiapan dengan cara operasional, contohnya listrik mesti dicoba sekian banyak kali. janganlah ini (penundaan operasional) menjadi lokasi menyembunyikan perencanaan kurang matang dgn trick menunda, kami itu ingin bekerja segera," menurutnya.

Rhenald lantas membandingkan penundaan operasional PT AP II bersama penundaan peluncuran satelit BRISat. Arianespace yg menunda peluncuran itu memanfaatkan istilah 'adanya anomali teknis yg sedang diinvestigasi' & seterusnya langsung mengumumkan diwaktu peluncuran yg baru terhadap hri yg sama. Sedangkan Kemenhub, memakai istilah 'belum memenuhi standar' & tidak mengemukakan tenggat dikala tentu yg harus dipenuhi AP II.

"Itulah perbedaannya dilakukan evaluasi oleh swasta, dengan cara apa mereka mampu bantu segera. Dapat nggak Pemerintah ini 'Yuk bantu AP II biar menjadi nih, tunggu satu-dua hari'. Bahasa yg difungsikan pun mutlak. Argumen 'belum memenuhi SOP' itu kesannya low quality sekali yah," terang dirinya.

Masukan yg diungkapkan Kemenhub, seluruhnya ada solusinya. Seperti radar AirNav yg seharusnya menjadi November-Desember 2016, mampu disolusikan bersama menggunakan tower ATC mobile. Kalau masalah listrik disebutkan berakhir hingga distribusi, faktor itu dapat berlangsung di mana saja.

"Meresmikan gedung baru saja dapat demikian. Cobalah sekali lagi, tambah sarana sedikit, satu-dua hri sanggup diatasi. Pemerintah bilang perbaiki, kami perbaiki, bukan tunda sebulan-dua bln, kami kerja hitungan menit perbaiki. Kami melaksanakan pengorbanan amat sangat agung, seluruh energi kami di situ," jelasnya.

Membandingkannya serta dgn Bandara Ngurah Rai baru yg harus dikebut buat menguber histori sidang APEC terhadap 2013 dulu, Rhenald menilai tingkat kesiapan T3 Ultimate lebih tinggi dibanding Bandara Ngurah Rai diwaktu itu.

"Waktu APEC itu tetap berantakan sekali, seandainya jalan ada triplek di mana-mana, ubin belum dipasang. Seperti itu diperlukan. Apabila saat ini kami 99% tambah baik, terhadap bidang keberangkatan & pintu tertentu domestik telah baik & rencananya diperlukan sampai 2 September 2016 utk memberikan peluang kepada armada nasional kita, Garuda Indonesia," terang dirinya

Post a Comment

Film

Hiburan

Celeb

 
Copyright © 2014 Berita Online 24