Agen Judi Online

Wednesday, April 27, 2016

Polwan Cantik Ini Masih Diam Di Gubuk Reyot Hingga Sekarang

Polwan cantik ini bernama Brigadir Dua (Bripda) Putri Tanti Rahayu. Ia merupakan polisi yang bertugas di Polres Magelang, Jawa Tengah (Jateng). Putri masih berusia muda yakni 20 tahun, ia merupakan staf di Bagian Perencanaan. Ayah Putri, Tobai (48) merupakan buruh pembuat batu bata, sedang ibunya Mulyanti (43) adalah seorang buruh pabrik garmen di Bawen, Semarang. Putri merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

"Sejak awal saya tidak pernah berangan-angan untuk menjadi polwan. Ekonomi keluarga paspasan," katanya seperti dikutip dari akun Facebook Divisi Humas Polri, Selasa (26/4/2016).

Saat menyelesaikan pendidikan tingkat SMA, tepat pada bulan April 2014, ada informasi bahwa Kepolisian membutuhkan Polwan sebanyak 7000 seluruh Indonesia.
"Ibu menyarankan saya untuk mendaftar. Waktu itu saya beranggapan kalau masuk polisi harus bayar tidak sedikit dan sempat saya menolak," ujarnya.

Waktu itu Ibunya berkata,
"Memangnya yang bisa masuk polisi hanya orang yang punya duit? Nduk, menowo dadi rejekimu, Lillahi Ta' Ala saja Nduk. Dicoba dulu."

Selanjutnya Putri Tanti mendaftar. Namun waktu itu sulit untuk input data. Kemudian dia bertanya ke Polsek Salaman, Magelang. Oleh petugas jaga ia disarankan untuk bertanya langsung ke Polres Magelang.
"Namun saya takut dengan polisi, sehingga saya memutuskan untuk mencoba mencari info melalui internet," sebutnya mengenang.

Setelah Ujian Nasional (UN), dibantu teman akhirnya Putri Tanti bisa log in ke web penerimaan anggota Polwan. Selanjutnya dia melakukan verifikasi ke Polres Magelang pada hari terakhir pendaftaran.

"Saat pengumpulan administrasi saya hanya membawa fotokopi KTP, Kartu Keluarga, KTP orang tua dan fotokopi ijazah. Dan pada saat Rikstmin awal, saya datang ke Polres Magelang, lalu naik ke lantai dua dan bertemu dengan pendaftar dari salah satu SMA Favorit di Magelang. Saya merasa sempat minder karena administrasi saya masih banyak kurang lengkap," ceritanya.

Putri lalu memutuskan pulang dengan mengggunakan angkutan umum dan menunggu di depan Polres. Namun angkutan yang ditunggu tidak kunjung ada.
"Dalam kondisi hujan abu ringan, saya putuskan untuk berjalan kaki sampai di kolam renang yang berjarak 1 km untuk mencari angkutan," ungkapnya.

Sampai di rumah sekitar pukul 13.00 WIB dan dia mendapat telpon dari petugas pendaftaran di Polres Magelang, yang isinya bahwa jika mau mengundurkan diri, diperintahkan untuk membuat surat pernyataan dengan bermaterai Rp 6.000.
"Kalau mau dilanjut ditunggu di Polres sampai pukul 15.00 WIB," ungkapnya.

Ahkirnya Putri memutuskan untuk meneruskan mendaftar. Diantar teman, dia sampai di Polres dan administrasi diperiksa. Akhirnya panitia pendaftaran memberikan waktu untuk melengkapi apabila lolos Riksmin awal.

"Saat pengumumuman saya tidak terlalu berharap untuk lolos. Semuanya saya serahkan kepada Allah SWT. Dan tak disangka saya diberikan kesempatan untuk maju mengikuti tes di Semarang," katanya.

Setiap tes selalu diantar oleh adik sepupunya yang berkerja di satpam kantor Pajak Semarang.
"Lalu saya pulang-pergi naik bus menuju Ambarawa. Jika ibu saya lembur, dia menjemput saya di depan Toserba ADA Semarang. Jika tidak, ibu menyusul di tempat tes saya," tambahnya.

Saat akan tes jasmani, Putri sempat ingin mengundurkan diri karena sadar tidak jago renang.
"Saya sempat putus asa, namun Ibu selalu memberikan dukungan, satu kata dari nasihat ibu yang selalu saya ingat: Kasihan adik-adikmu Nduk," ceritanya.

Dengan keyakinan dan dorongan ibunya, tes jasmani dilaksanakan walaupun tidak dipaksakan. Dengan keyakinan bila memang rejeki Allah pasti membantu.
"Alhamdulillah saya bisa melewati tes renang dan saya sangat bersyukur saat Riksmin ahkir, saya dinyatakan lolos dan masuk pendidikan di SPN Purwokerto," katanya.

"Tekat saya adalah keluarga saya. Karena pada tanggal 1 April 2014 rumah saya ambruk tanpa sebab. Semuanya rata dengan tanah. Saya sedih melihat kondisi seperti itu," kisanya.

"Saya berharap suatu saat nanti saya dan adik-adik saya dapat membuka lembaran yang lebih baik. Tidak harus mempunyai banyak materi. Kehidupan yang sederhana bagi saya sudah lebih dari mencukupi," tegasnya.

Kini, Bripda Putri Tanti sudah menjadi Polwan. Setiap hari tidur di mess Jagoan Magelang, pagi-pagi selalu pulang ke rumah di pelosok daerah Salaman Magelang, untuk sekedar masak buat ayah dan adiknya.

Selanjutnya berangkat kerja sambil mengantar adik-adiknya pergi ke sekolah. Bripda Putri, sampai kini masih mendiami rumah reot yang sangat sederhana dan terbuat dari bambu, bersama kedua orangtuanya. Juga tiga adiknya.

Sumber:Berantai

Post a Comment

Film

Hiburan

Celeb

 
Copyright © 2014 Berita Online 24